Selasa, 08 Desember 2020

Online Shop Saya : Faeyza.storeind

 Halo teman-teman jika kalian sudah berkunjung di halaman "Hobby Saya" pasti kalian sudah tau kalau saya jualan online. Iya benar saya baru memulai jualan online saya ini sejak Juni 2020 lalu, karena gak punya uang dan modalpun pinjam. Tapi Alhamdulillah walaupun belum besar tetapi sudah menghasilkan. Semua itu kan butuh proses. 

Kenapa saya jual tas? karena saya pengen aja dan ngeliat tas-tas sekarang yang selalu ganti model dan bagus-bagus gitu. Dan tas kan juga jadi kebutuhan setiap wanita. Memang bukan kebutuhan pokok, tapi percaya deh mana ada cewek yang punya tas cuma satu?

Walaupun sekarang masih jadi reseller, tapi apa salahnya? walaupun seorang reseller tapi saya juga udh punya reseller lagi hehe. Ya Alhamdulillah semua pokoknya. 

Kenapa pakai nama Faeyza.storeind karena nyari di google nama online shop eh ada faeyza yang artinya sukses, nama adalah do'a jadi semoga bisa jadi online shop yang sukses bahkan punya toko ofline semoga juga bisa produksi sendiri. Aamiin.. 

Logo Online Shop

Media sosial yang saya gunakan untuk berjualan adalah 
1. Facebook
Teman di Facebook saya sebanyak 1.810 orang. Masih sedikit sih buat kalian yang baca halaman ini yuk berteman juga di Facebook.

2. Whatsapp

Di Whatsaap saya sudah mempunyai 7 reseller dan 294 kontak Whatsaap.

3. Instagram 

Di Instagram followers saya hanya 564 orang. Buat kalian yang baca halaman ini jangan lupa follow akun saya ya. 

Jadi setiap hari kecuali hari minggu saya uplod 3 model tas disetiap akun media sosial saya, dan saya meminta pertemanan 30 orang di facebook setiap harinya, juga 15 orang di Instagram setiap harinya. Menambah pertemanan itu sangat penting ya kalau kamu seorang penjual online juga. Siapa tau salah satu teman barumu tertarik produk mu. Tas yang saya jual ada yang import dan ada juga produk lokal harganya dibawah 200rb. Terjangkau kan? 

Suka duka yang saya alami pasti ada, tapi bagi saya duka yang saya alami cukup saya yang tau. Kalian cukup tau yang suka-sukanya aja hehe. 

Jika ada pertanyaan, setelah lulus mau bekerja sebagai perawat gigi atau penjual tas saya akan menjawab. Kenapa saya harus memilih kalau saya bisa melakukan keduanya. (Kaya quotes Najwa Sihab) hihi. 

Terima kasih yang sudah mau membaca tulisan saya, apabila ada kesalahan saya mohon maaf. Untuk kalian yang mau tau tentang saya yuk Baca di sini


Continue reading Online Shop Saya : Faeyza.storeind

Wacana Kesehatan Gigi Untuk Mendukung Peningkatan Akses Pelayanan KB Berkualitas Yang Merata Pada Masa Adaptasi Kebiasaan Baru


Pada masa Pandemi Covid-19 menyebabkan terhambatnya pelayanan kesehatan masyarakat, salah satunya adalah KB. Sehingga banyak masyarakat yang putus kepesertaan ber-KB dan dapat menyebabkan peningkatan angka kehamilan yang tidak diinginkan. Untuk mengatasi hal tersebut, disusunlah buku Panduan Pelayanan Keluarga Berencana (KB) pada Masa Pandemi Covid-19 dan Adaptasi Kebiasaan Baru untuk membantu petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan Keluarga Berencana bagi masyarakat dengan tetap mengutamakan kewaspadaan untuk melindungi petugas kesehatan dan mayarakat yang dilayani dari penularan COVID-19. 

Penerapan protokol pencegahan covid-19 yang sesuai standar harus dilaksanakan agar pelaksanaan pelayanan KB dapat berjalan dengan baik dan bermutu. Mengingat perkembangan ilmu pengetahuan terkait COVID-19, maka petugas Kesehatan diharapkan tetap dapat mengikuti perkembangan perubahan dari sumber-sumber yang resmi agar dapat disesuaikan dengan protokol pelayanan KB yang akan diberikan.

Berikut panduan pelaksanaan pelayanan KB pada masa pandemi Covid-19 dan adaptasi kebiasaan baru :

Himbauan bagi Pasangan Usia Subur 

1. Bagi PUS yang menunda kehamilan atau tidak ingin hamil lagi harus menggunakan alat atau obat kontrasepsi 

2. Akseptor KB jika hendak datang mencari layanan KB, membuat perjanjian atau melakukan tele registrasi sebelum datang ke fasilitas Kesehatan untuk mendapatkan kepastian jam layanan. 

3. Bagi akseptor AKDR/Implan/suntik yang sudah habis masa pakainya atau akseptor baru, jika tidak memungkinkan untuk datang ke petugas Kesehatan dapat menggunakan kondom yang dapat diperoleh dengan menghubungi petugas PLKB atau kader melalui telepon. Apabila tidak tersedia bisa menggunakan cara tradisional (pantang berkala atau senggama terputus). 

4. Bagi akseptor Pil lanjutan dapat menghubungi petugas PLKB atau kader atau Petugas Kesehatan via telfon untuk mendapatkan Pil KB. 

5. Bagi Ibu yang akan melahirkan segera rencanakan untuk penggunaan KB Pasca Persalinan (KBPP) terutama menggunakan AKDR Pasca Plasenta atau MOW sesuai indikasi. 

6. Jika ada keluhan terkait penggunaan alat atau obat kontrasepsi, konsultasikan kepada petugas kesehatan lewat wa/telepon atau datang ke petugas Kesehatan dengan perjanjian untuk mendapatkan anjuran selanjutnya; 

7. Dapatkan informasi tentang KB secara online antara lain melalui situs resmi BKKBN atau melalui konsultasi langsung dengan petugas kesehatan melalui wa/telepon; 

8. Terapkan prinsip umum pencegahan penularan COVID-19 pada saat datang ke fasilitas Kesehatan untuk mendapatkan pelayanan KB yaitu menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau dengan hand sanitizer, dan menjaga jarak badan minimal 1,5 meter dari pengunjung lain 

9. Bagi Akseptor yang positif covid atau dengan status covid19 lainnya, konsultasikan kondisi kesehatan dan tidak dianjurkan melakukan hubungan seks selama masa ini sehingga penggunaan kontrasepsi dapat ditunda dan langsung dilakukan setelah sembuh atau selesai masa pemantauan

Pil dan suntik merupakan salah dua jenis alat kontrasepsi, apakah ada hubungannya penggunaan alat kontrasepsi tersebut dengan kesehatan gigi dan mulut?

Suntik KB dan Pil KB

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Erni, ddk (2020) tentang perbedaan pH Saliva terhadap pemakai kontasepsi hormonal pil dan suntik pada wanita usia 20-40 tahun di Kelurahan Gedawang Kota Semarang. Hasilnya menunjukkan adanya perubahan pH saliva pada pemakai kontrasepsi hormonal pil dan suntik. Pemakai kontrasepsi hormonal pil memiliki rata-rata pH saliva netral dibandingkan dengan pemakai kontrasepsi hormonall suntik yang cenderung asam. 

Hal ini sesuai dengan wacana kesehatan gigi untuk mendukung peningkatan akses pelayanan KB berkualitas yang merata pada masa adaptasi kebiasaan baru yaitu dengan menggunakan pil sebagai alat kontrasepsi yang aman pada masa pandemi Covid-19 dan baik untuk kesehatan gigi dan mulut karena konsumsi pil KB tidak menyebabkan pH saliva asam. 

Untuk teman-teman yang ingin tahu tentang artikel saya yang menarik lainnya dan membahas di luar kesehatan gigi langsung aja Baca di sini

Summber : http://kesga.kemkes.go.id/images/pedoman/Pelayanan%20KB%20Adaptasi%20kehidupan%20baru.pdf

Mardiati, Erni dkk. (2020). Perbedaan pH Saliva terhadap pemakai kontasepsi hormonal pil dan suntik pada wanita usia 20-40 tahun di Kelurahan Gedawang Kota Semarang: Jurnal Kesehatan Gigi. no 7. hal 13-20.

Continue reading Wacana Kesehatan Gigi Untuk Mendukung Peningkatan Akses Pelayanan KB Berkualitas Yang Merata Pada Masa Adaptasi Kebiasaan Baru

Rumah Sakit Prof. Dr. Soerojo Magelang

 Rumah sakit jiwa Prof. Dr. Soerojo beralamat di Jl. Jendral Ahmad Yani 169 Magelang. Direktur utamanya bernama dr. Eniarti, M.Sc., Sp.KJ., MMR. Dan merupakan rumah sakit dengan tipe A khusus. Jumlah tenaga medis sebanyak 49 orang dan paramedis sebanyak 446 orang. Rumah sakit ini menjadi "Pusat Rujukan Nasional" dibidang "Kesehatan Jiwa". Dan sejak tahun 2009 rumah sakit jiwa ini membuka pelayanan kesehatan untuk pasien umum (non jiwa) yang dilayani oleh spesialis dan subspesialis. Salah satu pelayanan yang ada di rumah sakit ini adalah layanan rawat jalan yang terdiri dari beberapa polikilink salah satunya Poliklinik Gigi dan Mulut. 


Rumah sakit ini menjadi tempat saya melaksanakan Praktek Kerja Lapangan I dalam waktu 5 minggu. Pada poliklinik gigi dan mulut mempunyai dokter gigi spesialis ortodontia. Kegiatan saya selama PKL disana yaitu dibagi menjadi 2 kelompok kecil. Satu kelompok kecil sebanyak 3 orang mendapat tugas di polikinik gigi dan mulut rawat jalan dan satu kelompok kecil yang lain mendapat tugas di poliklinik Ikeswar (Instalasi Kesehatan Jiwa Remaja). 

Pada minggu pertama dan kedua kelompok kecil saya mendapat tugas di Poliklinik Ikeswar (Instalasi Kesehatan Jiwa Remaja) dengan kegiatan mengunjungi bangsal-bangsal jiwa untuk dilakukan pemeriksaan gigi pasien jiwa bersama dokter gigi dan perawat gigi. Selain itu, melakukan penyuluhan dan mengajarkan cara menyikat gigi yang baik dan benar kepada pasien jiwa. Pengalaman dan pembelajaran yang sangat berharga bagi saya berkesempatan melaksanakan kegiatan PKL disini. Selain kunjungan ke bangsal, kegiatan kami di Poli Ikeswar menunggu paisen anak berkebutuhan khusus yang akan diperiksa kesehatan gigi dan mulutnya. 

Foto bersama di Poli Ikeswar

Pada minggu ketiga dan keempat kelompok kecil saya mendapat tugas di layanan rawat jalan yaitu poliklinik gigi dan mulut. Kegiatan kami disini menjadi asisten dokter gigi yang merupakan dokter gigi spesialis ortodonti. Jadi, kebanyakan pasien disini adalah pasien orto.
 
Foto bersama di Poliklinik gig dan mulut rawat jalan

Dan minggu terakhir yang saya dan teman-teman lakukan adalah memenuhi target praktek jika ada yang masih kurang. Pengalaman saya selama PKL di RSJ ini sangat menyenangkan dan menambah ilmu yang luar biasa tidak hanya ilmu tentang gigi dan mulut, tetapi juga ilmu menghadapi pasien jiwa. Sungguh pengalaman yang tak terlupakan, dan saya jadi rindu pada rumah sakit ini. 

Sekian yang dapat saya sampaikan, kurang dan lebihnya saya mohon maaf. Terima kasih teman-teman.
Oh iya untuk membaca artikel saya mengenai kesehatan gig yang pendukung isu kesehatan terkini bisa diBaca di sini

Continue reading Rumah Sakit Prof. Dr. Soerojo Magelang

Jumat, 06 November 2020

LAPORAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT di Wilayah Desa Pajomblangan RT 02 RW 01, Kec. Kedungwuni, Kab. Pekalongan

 

LAPORAN

KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

di Wilayah Desa Pajomblangan RT 02 RW 01, Kec. Kedungwuni, Kab. Pekalongan,

Tanggal pelaksanaan 28 September s/d 06 November 2020


Pelaksana :

Faroh Arina Zulfa

P1337425217032

 

 

 

 

PRODI DIV TERAPI GIGI

JURUSAN KESEHATAN GIGI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

2020


HALAMAN PENGESAHAN

                                                      

Laporan kegiatan pemberdayaan masyarakat ini merupakan bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat di Desa Pajomblangan RT 02 RW 01, Kecamatan Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan  yang telah dilaksanakan pada tanggal 28 September sampai dengan 06 November 2020.

Laporan ini disahkan pada tanggal     , November 2020

Pelaksana kegiatan :

Nama   : Faroh Arina Zulfa

NIM    : P1337425217032

 

Semarang,       November 2020

 

MENGETAHUI

         Ketua Program Studi                                         Dosen Pembimbing

DIV Terapi Gigi

 

 

 

Salikun, S.Pd, M.Kes                                                 Yodong, S.ST, M.HKes

            NIP. 196204061988031002                                       NIP. 196512091985032003


BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Kesehatan adalah suatu masalah yang kompleks yang merupakan kompilasi dari berbagai masalah. Menurut Hendrik L.Blum, pengaruh terbesar adalah lingkungan dan sekarang mulai bergeser menjadi perilaku. Pelayanan kesehatan merupakan faktor ketiga yang memengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Peran penting pelayanan kesehatan dalam menentukan status kesehatan masyarakat harus diimbangi dengan ketersediaan fasilitas tersebut yang harus diupayakan oleh pemerintah dan masyarakat. Ketersediaan fasilitas dipengaruhi oleh lokasi, keterjangkauan dan pemberi pelayanan (Detels R, Breslow L. 2002).

Selain lokasi dan tenaga kesehatan, ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan juga dipengaruhi oleh informasi dan motivasi masyarakat untuk mendatangi fasilitas dalam memperoleh pelayanan serta program pelayanan kesehatan itu sendiri. Di masyarakat terdapat beberapa pelayanan kesehatan baik primer, sekunder maupun tersier. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) merupakan bentuk fasilitas pelayanan kesehatan yang dikelola oleh masyarakat (Arisanti, N, Sunjaya, D. 2015).

Prevalensi nasional indeks DMF-T adalah 4,6%. Selain itu perilaku masyarakat dalam bidang pencegahan karies gigi juga masih rendah, prevalensi nasional menyikat gigi setiap hari adalah 94,2% namun dari jumlah tersebut yang menyikat gigi pada waktu yang belum tepat pada saat mandi pagi maupun mandi sore masih tinggi yaitu 76,6%, sedangkan yang menyikat gigi saat yang tepat hanya 2,3 % (Riskesdas, 2013).

Dari data survey kesehatan gigi dan mulut yang telah dilakukan di RT 02 RW 01 Desa Pajomblangan pada 10 KK dengan jumlah responden sebanyak 10 orang didapatkan OHI-S sebesar 50% dengan kategori sedang, DMF-T sebesar 80% dengan kategori sangat rendah, CPITN sebesar 80% dengan kategori ≥ 3 sextan sehat, PTI sebesar 100%  dengan kategori < 20%, dan rata-rata perilaku kesehatan gigi dan mulut memiliki kategori sedang sehingga kami akan melakukan upaya untuk  meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut dengan melakukan pelatihan kader yang diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut di Desa Pajomblangan RT 02 RW 01, Kecamatan Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan.

B.    .    Tujuan

1.      Umum

Mampu meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan dalam penanganan permaslahan kesehatan gigi di masyarakat.

2.      Khusus

a.       Mampu melatih kader di lingkungan setempat

b.      Mampu meningkatkan pengetahuan kader tentang kesehatan gigi

c.       Mampu meningkatkan sikap kader tentang kesehatan gigi

d.      Mampu meningkatkan keterampilan kader tentang kesehatan gigi.



C. Nama dan Sasaran Kegiatan

Kegiatan yang kami lakukan bernama “Pemberdayaan Kesehatan Gigi dan Mulut Melalui Pelatihan Kader dan Penyuluhan oleh Kader Kepada Masyarakat di Desa Pajomblangan RT 02 RW 01, Kecamatan Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan.” 

Sasaran pada kegiatan ini adalah Masyarakat Desa Pajomblangan RT 02 RW 01, Kecamatan Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan berjumlah 10 responden dari perwakilan 10 KK.

D. Waktu dan Tempat Kegiatan

Kegiatan pemberdayaan kesehatan gigi dan mulut akan diselenggarakan pada

Tanggal           : 28 September – 30 Oktober 2020

Tempat            : Rumah Pelaksana 


E. Pengorganisasian

Panitia penyelenggara dibentuk untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat. Struktur organisasi Panitia penyelenggara yaitu sebagai berikut :

Pelindung :

1.      Ketua Prodi DIV Terapi Gigi       : Salikun, S.Pd, M.Kes

2.      Ketua RT 02                                 : Fauzan

Penanggungjawab                               : Yodong, S.ST, M.HKes

Pelaksana                                            : Faroh Arina Zulfa (P1337425217032)


BAB II

KEGIATAN

 

A. Kegiatan

1.      Perizinan dilakukan untuk meminta izin kepada ketua RT akan dilakukannya kegiatan pengambilan data kesehatan gigi pada 10 KK dengan perwakilan 10 responden.

2.      Pengambilan data dilakukan pada 10 KK dengan perwakilan 10 responden  di RT 02 dengan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut secara langsung dan pengisian kuesioner dengan google form.

3.      Advokasi dilakukan untuk memaparkan hasil survey kesehatan gigi dan mulut dengan hasil sebagai berikut :

a.       OHI-S masyarakat sebesar 50% memiiliki kategori sedang

b.      DMF-T masyarakat sebesar 80% memiliki kategori sangat rendah

c.       CPITN masyarakat sebesar 80% memiliki kategori ≥ 3 sextan sehat

d.      PTI masyarakat sebesar 100% memiliki kategori < 20%

e.       Perilaku kesehatan gigi dan mulut masyarakat memiliki rata-rata sedang. 

Kemudian data masalah diata digunakan untuk  mempengaruhi kebijakan ketua RT untuk diadakannya pelatihan kader kesehatan gigi dan kegiatan pemberdayaan masyarakat.

4.      Musyawarah Masyarakat Desa dilakukan untuk membahas hasil pengambilan data dan merencanakan jalan keluar terhadap permasalahan yang terjadi. Musyawarah dilakukan sebelum kegiatan pemberdayaan masyarakat dilakukan di rumah pelaksana dengan cara membagikan 4 kertas dengan tulisan 4 masalah, kemudian memasukkan ke mangkok kecil. Mangkok paling kanan adalah prioritas pertama. Musyawarah masyarakat desa tidak dihadiri ketua RT karena sedang berhalangan, namun istri ketua RT menggantikan utuk hadir.

5.      Pelatihan kader dilakukan untuk membantu dalam memberikan edukasi ke responden pada kegiatan pemberdayaan.

6.      Pemberdayaan masyarakat dilakukan untuk memberikan edukasi oleh 4 kader yang telah dilatih kepada 10 responden yang diperiksa dengan tujuan untuk meningkatkan perilaku kesehatan gigi dan mulut.

7.      Monitoring dan evaluasi dilakukan pada saat kegiatan pelatihan kader dan pemberdayaan masyarakat dilaksanakan. Untuk mengetahui keberhasilan kegiatan yang sudah dilaksanakan, dengan cara memberikan tanya jawab terkait materi yang disampaikan.

 

B. Metode

1.      Perizinan dilakukan dengan datang ke rumah Ketua RT secara langsung.

2.      Pengambilan data dilakukan dengan datang ke rumah masing-masing sasaran dan memeriksa secara langsung gigi dan mulut sasaran dan pengisian kuesioner melalui google form.

3.      Advokasi dilakukan dengan datang ke rumah Ketua RT secara langsung.

4.      Musyawarah Masyarakat Desa dilakukan secara langsung di rumah pelaksana.

5.      Pelatihan kader dilakukan secara langsung di rumah pelaksana.

6.      Pemberdayaan masyarakat dilakukan secara langsung di rumah pelaksana.

7.      Monitoring dan evaluasi dilakukan pada saat kegiatan pelatihan kader dan pemberdayaan masyarakat dilaksanakan secara langsung. 

 

C. Prosedur Kegiatan

1.      Meminta izin kepada ketua RT untuk melakukan survey tentang kesehatan gigi dan mulut pada 10 KK.

2.      Melakukan survei untuk mendapatkan data.

3.      Melakukan advokasi kepada ketua RT untuk dilakukan tindak lanjut terkait permasalahan yang ada.

4.      Melakukan musyawarah dengan responden terkait data yang telah didapatkan, untuk ditentukan bagaimana cara mengatasi permasalahan.

5.      Melakukan pelatihan kader sebagai tindak lanjut untuk mengatasi permasalahan.

6.      Melakukan kegiatan pemberdayaan sebagai tindak lanjut untuk mengatasi permasalahan yang ada. 

D. Anggaran

1.      Realisasi anggaran kegiatan

No

Nama Kegiatan

Nama Barang

Jumlah Barang

Harga perunit

Total Harga

1.

Pengambilan data

Print instrumen

 

10 lembar

Rp 250

Rp 2.500

2.

Pelatihan kader

Print materi

84 lembar

Rp. 250

Rp. 21.000

APD

4 pasang

Rp. 5.000

Rp. 20.000

Konsumsi

5 snack

Rp. 5.000

Rp. 25.000

3.

MMD dan Pemberdayaan masyarakat

Model gigi

1 buah

Rp. 50.000

Rp 50.000

Poster

4 lembar

Rp. 5.000

Rp. 20.000

Pasta gigi 75 gram

Pasta gigi 190 gram

Pasta gigi anak 45gr

11 buah

 

5 buah

 

3 buah

Rp. 4.200

 

Rp. 8.800

 

Rp. 5.500

Rp. 46.200

 

Rp. 44.000

 

Rp. 16.500

Sikat gigi dewasa

Sikat gigi anak

Paket sikat gigi

15 buah

 

3 buah

 

1 paket

Rp. 3.000

 

Rp. 3.500

 

Rp. 11.300

Rp. 45.000

 

Rp. 10.500

 

Rp. 11.300

Gelas kumur

17 buah

Rp. 200

Rp. 3.400

Konsumsi

17 snack

Rp. 3.500

Rp. 59.500

Total

Rp. 375.200


2.      Sumber Anggaran Kegiatan

No.

Sumber Anggaran

Pemasukan

1.

Dana Pribadi

Rp. 375.200

Total

Rp. 375.200


E.    Hambatan

1.      Penyesuaian waktu antara 10 responden dengan pelaksana karena responden juga memiliki kegiatannya sendiri.

2.      Pelaksana sempat mengalami kesulitan mencari responden dan mendapat penolakan dari beberapa masyarakat

3.      Kurangnya waktu pelaksanaan, karena dalam pelaksanaan MMD bapak RT menginginkan untuk dilakukan secara langsung sedangkan pelaksana mengusulkan untuk dilakukan secara daring melalui grup whatsapp. Akhirnya disepakati untuk dilakukan secara langsung akan tetapi waktu yang tersisa hanya tinggal 3 minggu dan waktu luang sasaran hanya hari Jumat. Akhirnya dilakukan pelatihan kader terlebih dahulu, kemudian MMD dan kegiatan pemberdayaan dilakukan secara bersamaan. 


F.    Matrik Kegiatan UKBM


No

Nama Kegiatan

Tempat

Hari, Tanggal

Waktu

Sasaran

Hasil yang diharapkan

Penanggung Jawab

1.

Perizinan ketua RT

Rumah ketua RT

Sabtu, 10 Oktober 2020

10.00 WIB

Ketua RT

Mendapatkan izin dari ketua RT

Pelaksana

2.

Pengambilan data

Rumah masing-masing

Rabu – Kamis ,14 – 15  Oktober 2020

07.30 – 16.45 WIB

10 responden perwakillan 10 KK

Mendapatkan data masalah

Pelaksana

3.

Advokasi

Rumah ketua RT

Selasa, 20 Oktober 2020

10.00 WIB

Ketua RT

Menyetujui untuk dilakukan pemberdayaan masyarakt

Pelaksana

4.

Pelatihan kader

Rumah pelaksana

Jumat, 23 Oktober 2020

18.30 – 21.00 WIB

3 orang dari anggota keluarga yang diperiksa,

1 orang dari 10 responden yang diperiksa

Mampu menyampaikan penyuluhan kepada responden

Pelaksana

5.

MMD dan Pemberdayaan masyarkat

Rumah pelaksana

Jumat, 30 Oktober 2020

13:00 – 16.00 WIB

Ketua RT, 10 responden, 4 kader

Peningkatann perilaku kesehatan gigi melalui edukasi yang dilakukan kader

Pelaksana


BAB III

PENUTUP

 

A.     Kesimpulan

Demikian laporan ini disusun sebagai penulisan hasil kegiatan pemberdayaan masyarakat di Desa Pajomblangan RT 02 RW 01, Kecamatan Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan. Kegiatan ini berjalan dengan lancar dan berhasil. Karena terjadinya peningkatan perilaku masyarakat tentang kesehatan gigi dan mulut dibuktikan dengan responden yang mampu menjawab pertanyaan setelah penyuluhan dan cara menyikat gigi yang sudah benar pada saat kegiatan sikat gigi bersama dan ada 1 responden yang mau ke klinik gigi untuk melakukan perawatan gigi berlubang. Dan sudah diadakannya pelatihan kader serta terjadinya peningkatan perilaku kader tentang kesehatan gigi dan mulut dibuktikan dengan kader yang mampu menyampaikan penyuluhan kepada responden.

 

B.     Saran

1.      Untuk Kepala Desa Pajomblangan

Agar diadakannya posyandu kesehatan gigi dan mulut bagi lansia, balita dan ibu hamil.

2.      Untuk kader

Agar selalu memberikan edukasi kepada masyarakat tentang kesehatan gigi dan mulut.

3.      Untuk sasaran

Agar selalu menjaga kesehatan gigi dan mulut.


DAFTAR PUSTAKA

 

Arisanti, N, Sunjaya, D. 2015. Gambaran Pemanfaatan Upaya Kesehatan

Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) di Kecamatan Jatinangor. JKS. 1(1) :8.

(Detels R, Breslow L, Editors. Oxford Textbook Of Public Health. 4th Ed. New York:

Oxford University Press; 2002.

Kemenkes RI.  2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang

Kemenkes RI. 

Lampiran

A.    Satuan Acara Pelatihan Kader

1.      Materi Dasar

Materi Dasar

 

Pegelolaan UKGM

Waktu

:

2 Jpl (T = 2 Jpl, P= 0 Jpl, PL= 0 Jpl)

Tujuan pembelajaran umum

:

Meningkatkan pengetahuan peserta latihan dalam bidang kesehatan gigi khususnya mengenai UKGM serta dapat memberdayakan diri untuk menjalankan kegiatan tersebut.

Tujuan pembelajaran khusus

:

1. Peserta latihan memahami pengertian UKGM

2. Peserta latihan memahami manfaat UKGM

3. Peserta latihan memahami manajement UKGM

4. Peserta latihan memhami materi yang diberikan serta dapat    memberdayakannya dalam tugasnya dengan baik sebagai seorang kader di lingkungan keluarga.

Pokok bahasan dan sub-pokok bahasan

:

1. Pengertian UKGM

2. Manjement UKGM

3. Apa saja yang akan dilakuakan oleh kader UKGM

Metode

:

Ceramah dan tanya jawab

Media

:

Slide

Alat Bantu

:

Laptop


2.     
Materi Inti

Materi Inti 1

:

Bagian, bentuk dan fungsi gigi

Waktu

:

3 Jpl (T = 1 Jpl, P = 2 Jpl, PL = 0 Jpl)

Tujuan pembelajaran umum

:

Meningkatkan pengetahuan peserta latihan dalam bidang kesehatan khususnya kesehatan gigi dan mulut serta dapat menyampaikan kepada anggota keluarga lain.

Tujuan pembelajaran khusus

:

1. Peserta latihan memahami bagian bagian gigi

2. Peserta latihan memahami macam bentuk dan fungsi gigi

3.Peserta latihan memahami materi yang diberikan serta dapat menyampaikannya kepada orang lain

Pokok bahasan dan sub-pokok bahasan

:

1. Bagian gigi

2. Bentuk dan fungsi gigi

Metode

:

Curah pendapat, ceramah, tanya jawab, penugasan dan diskusi

Media

:

1. Modul, slide, lembar penugasan/bergambar

Alat bantu

:

Laptop

 

Materi Inti 2

:

Penyakit gigi dan mulut

Waktu

:

3 Jpl (T = 1 Jpl, P = 2 Jpl, PL = 0 Jpl)

Tujuan pembelajaran umum

:

Meningkatkan pengetahuan peserta latihan dalam bidang kesehatan khususnya kesehatan gigi dan mulut serta dapat menyampaikan kepada anggota keluarga lain.

Tujuan pembelajaran khusus

:

1. Peserta latihan memahami pengertian penyakit gigi dan mulut

2. Peserta latihan memahami macam-macam penyakit gigi dan mulut

3. Peserta latihan memahami penyebab penyakit gigi dan mulut

Pokok bahasan dan sub-pokok bahasan

:

1. Pengertian penyakit gigi dan mulut

2. Macam-macam penyakit gigi dan mulut

3. Penyebab penyakit gigi dan mulut.

Metode

:

Curah pendapat, ceramah, tanya jawab, penugasan, diskusi

Media

:

Modul, slide, lembar penugasan/bergambar

Alat Bantu

:

Laptop

 

Materi Inti 3

:

Kelompok rawan terhadap penyakit gigi dan mulut

Waktu

:

3 Jpl (T = 1 Jpl, P = 2 Jpl, PL = 0 Jpl)

Tujuan pembelajaran umum

:

Meningkatkan pengetahuan peserta latihan dalam bidang kesehatan khususnya kesehatan gigi dan mulut serta dapat menyampaikan kepada anggota keluarga lain.

Tujuan pembelajaran khusus

:

1. Peserta latihan memahami pengertian kelompok resiko tinggi terhadap kesehatan gigi dan mulut

2. Peserta latihan memahami kelompok resiko tinggi terhadap kesehatan gigi dan mulut

3. Peserta latihan memahami materi yang diberikan serta dapat menyampaikannya kepada orang lain

Pokok bahasan dan sub-pokok bahasan

:

1. Pengertian kelompok resiko tinggi

2. Orang yang termasuk kelompok resiko tinggi

Metode

:

Curah pendapat, ceramah, tanya jawab, penugasan dan diskusi

Media

:

1. Modul, slide, lembar penugasan/bergambar

Alat Bantu

:

Laptop

 

Materi Inti 4

:

Cara memelihara kebersihan gigi dan mulut

Waktu

:

3 Jpl (T = 1 Jpl, P = 2 Jpl, PL = 0 Jpl)

Tujuan pembelajaran umum

:

Meningkatkan pengetahuan peserta latihan dalam bidang kesehatan khususnya kesehatan gigi dan mulut serta dapat menyampaikan kepada anggota keluarga lain.

Tujuan pembelajaran khusus

:

1. Peserta latihan memahami tentang pengertian dan manfaat menyikat gigi

2. Peserta latihan memahami tentang memilih sikat dan pasta gigi yang dianjurkan

3. Peserta latihan memahami tentang cara menyikat gigi yang baik dan benar

4. Peserta latihan dapat mendemonstrasikan cara gosok gigi yang benar

5. Peserta latihan memahami cara memelihara kebersihan gigi dan mulut serta dapat menyampaikannya kepada orang lain

Pokok bahasan dan sub-pokok bahasan

:

1. Pengertian dan manfaat menyikat gigi

2. Memilih sikat dan pasta gigi yang dianjurkan

3. Cara menyikat gigi yang baik dan benar

Metode

:

Curah pendapat, ceramah, tanya jawab, penugasan dan diskusi

Media

:

1. Modul, slide, lembar penugasan/bergambar

Alat Bantu

:

Laptop

 

Materi Inti 5

:

Upaya menjaga kesehatan gigi dan mulut

Waktu

:

4 Jpl (T = 2 Jpl, P = 2 Jpl, PL = 0 Jpl)

Tujuan pembelajaran umum

:

Meningkatkan pengetahuan peserta latihan dalam bidang kesehatan khususnya kesehatan gigi dan mulut serta dapat menyampaikan kepada anggota keluarga lain.

Tujuan pembelajaran khusus

:

1. Peserta latihan memahami tentang makanan yang menyehatkan dan makanan yang dapat merusak gigi

2. Peserta latihan memahami tentang makan makanan yang bergizi dan cukup mengandung zat kapur (kalsium).

3. Peserta latihan memahami tentang waktu kontrol gigi yang dianjurkan.

4. Peserta latihan memahami cara memelihara kesehatan gigi mulut serta dapat menyampaikannya kepada orang lain

Pokok bahasan dan sub-pokok bahasan

:

1. Makanan yang menyehatkan dan makanan yang dapat merusak gigi

2. Makanan yang bergizi dan cukup mengandung zat kapur (kalsium).

3. Waktu kontrol gigi yang dianjurkan

Metode

:

Curah pendapat, ceramah, tanya jawab, diskusi dan praktik lapangan

Media

:

Modul, slide

Alat Bantu

:

Laptop

 

Materi Inti 6

:

Rujukan, pencatatan dan pelaporan

Waktu

:

4 Jpl (T = 1 Jpl, P = 3 Jpl, PL = 0 Jpl)

Tujuan pembelajaran umum

:

Meningkatkan pengetahuan peserta latihan dalam bidang kesehatan khususnya kesehatan gigi dan mulut serta dapat menyampaikan kepada anggota keluarga lain.

Tujuan pembelajaran khusus

:

1.Peserta latihan memahami pencatatan, laporan dan membuat rujukan 

2. Peserta latihan memahami materi yang diberikan serta dapat menyampaikannya kepada orang lain

Pokok bahasan dan sub-pokok bahasan

:

1. Rujukan, pencatatan dan pelaporan

2. Peserta memperagakan cara pengisian laporan dan pembuatan rujukan

Metode

:

Curah pendapat, ceramah, tanya jawab, diskusi dan penugasan

Media

:

1. Modul, slide, lembar penugasan

Alat Bantu

:

Laptop

 

Materi Inti 7

:

Cara pemeriksaan sederhana

Waktu

:

4 Jpl (T = 1 Jpl, P = 0 Jpl, PL = 3 Jpl)

Tujuan pembelajaran umum

:

Meningkatkan pengetahuan peserta latihan dalam bidang kesehatan khususnya kesehatan gigi dan mulut serta dapat menyampaikan kepada anggota keluarga lain.

Tujuan pembelajaran khusus

:

1. Peserta latihan memahami tentang cara-cara pemeriksaan sederhana

2. Peserta latihan memahami pengisian KMGS dan KASIH

3. Peserta latihan memahami materi yang diberikan serta dapat menyampaikannya kepada orang lain

Pokok bahasan dan sub-pokok bahasan

:

1. Cara pemeriksaan sederhana

2. Pengisian KMGS dan KASIH

Metode

:

Curah pendapat, ceramah, tanya jawab, diskusi dan praktik lapangan

Media

:

Modul, slide, lembar KASIH dan KMGS

Alat Bantu

:

Laptop

 

3.      Materi Penunjang

Materi Penunjang 1

:

Lomba sikat gigi bersama

Waktu

:

2 Jpl (T = 0 Jpl, P = 0 Jpl, PL = 2 Jpl)

Tujuan pembelajaran umum

:

Meningkatkan pengetahuan peserta latihan dalam bidang kesehatan khususnya kesehatan gigi dan mulut serta dapat menyampaikan kepada anggota keluarga lain.

Tujuan pembelajaran khusus

:

Peserta latihan memahami cara menyikat  gigi yang baik dan benar

Pokok bahasan dan sub-pokok bahasan

:

Lomba menyikat gigi yang baik dan benar

Metode

:

Curah pendapat, ceramah, tanya jawab, diskusi dan praktik lapangan

Media

:

Modul, video

Alat Bantu

:

Laptop

 

Materi Penunjang 2

:

Rencana Tindak Lanjut (RTL)

Waktu

:

2 Jpl (T = 0 Jpl, P = 2 Jpl, PL =  Jpl)

Tujuan pembelajaran umum

:

Peserta mampu menyusun rencana tindak lanjut (RTL) berdasarkan karakteristik wilayah kerja tempat bertugas

Tujuan pembelajaran khusus

:

Peserta mampu:

1. Menjelaskan pengertian dan ruang lingkup RTL

2. Menjelaskan langkah-langkah penyusunan RTL

3. Menyajikan RTL

Pokok bahasan dan sub-pokok bahasan

:

1. Pengertian dan ruang lingkup RTL

2. Langkah-langkah penyusunan RTL

3. Penyajian RTL

Metode

:

Ceramah tanya jawab, Diskusi, dan Penugasan.

Media

:

Lembar penugasan

Alat Bantu

:

Laptop


B. Materi Pelatihan Kader


MODUL 1

UPAYA KESEHATAN GIGI MASYARAKAT (UKGM)

                                       

1.      Pengertian UKGM

Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM) adalah kegiatan pelayanan kesehatan gigi yang diselenggarakan oleh masyarakat dengan bimbingan Puskesmas sehingga masyarakat mau dan mampu melakukan tindakan yang tepat dalam masalah kesehatn gigi dan mulut.

Dalam UKGM kader kesehatan dan tokoh masyarakat dilatih agar mereka membantu tenaga kesehatan menyampaikan kepada masyarakat mengenai pembinaan kemampuan untuk pelihara diri di bidang kesehatan gigi dan mulut masyarakat. Selain itu kegiatan UKGM merupakan salah satu cara untuk membantu Upaya Percepatan Millenium Development Goals (MDGS) yaitu salah satunya untuk memperbaiki kesehatan ibu hamil. Kesehatan mulut yang buruk pada ibu hamil dapat memberikan efek terhadap kesehatan gigi dan mulut bayi nantinya. UKGM dilaksanakan di Desa Pajomblangan Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan dimana semua kegiatan kesehatan secara terpadu dan terarah, direncanakan dan dilaksanakan oleh kelurahan, perawat gigi yang bertanggung jawab secara teknis untuk UKGM, dalam pelaksanaanya semua pihak saling mendukung dan bekerjasama.

Pengembangan UKGM tidak saja menyiapkan masyarakat dalam menangani kegawat daruratan seperti bencana alam dan wabah, tetapi juga menyiapkan masyarakat agar siap sejak dini terhadap segala permasalahan kesehatan dan hal-hal yang berpotensi menjadi masalah kesehatan desa tersebut. Kaitannya dengan kesehatan gigi dan mulut, penting dilakukan upaya pencegahan dengan pemeliharaan diri yang benar, perilaku hidup sehat yang benar dan usaha-usaha pencegahan berupa promotif yaitu penyuluhan kesehatan gigi dan mulut serta cara merujuk pasien ke puskesmas. Kegiatan pelayanan UKGM yang dilakukan di kelurahan supaya bisa berjalan dengan baik sesuai dengan harapan, maka koordinasi dengan pihak-pihak terkait sangatlah penting. Untuk itu akan dilakukan advokasi ke puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten supaya mendapat ijin dan dukungan serta ke kepala wilayah (camat) untuk lintas sektoral.

2.      Tujuan

a.       Tujuan Umum

Meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut masyarakat di Desa Pajomblangan Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan

b.      Tujuan Khusus

1)      Terbentuknya UKGM di Desa Pajomblangan Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan

2)      Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan gigi dan mulut

3)      Menurunkan angka kesakitan masalah kesehatan gigi dan mulut di Desa Pajomblangan Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan

3.      Landasan Hukum

a.       UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan

b.      UU No. 22 Tentang Pemerintahan Daerah

c.       UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

4.      Manfaat UKGM

a.       Masyarakat mengetahui tentang pentingnya kesehatan gigi dan mulut

b.      Masyarakat mendapatkan mutu pelayanan yang lebih baik dan familiar

c.       Masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan gigi yang paripurna dan berkesinambungan

5.      Tugas-tugas kader dalam UKGM

a.       Memberikan penyuluhan kesehatan gigi sederhana

b.      Pemeriksaan gigi anak dan ibu hamil secara sederhana

c.       Cara merujuk pasien yang mempunyai masalah kesehatan gigi

d.      Cara mengisi KMGS dan Kasih

e.       Memberikan pertolongan pertama pada sakit gigi

f.       Pelaporan sederhana

 

MODUL 2

Bagian, bentuk, dan fungsi gigi

 

1.      Fungsi Gigi

Gigi berfungsi untuk :

a.       Mengunyah Makanan. Makanan sebelum ditelan harus dikunyah dahulu hal ini berguna untuk :

1)      Menghancurkan hingga lembut sehingga mudah ditelan.

2)      Membantu proses pencernaan dilambung dan usus, sehingga beban lambung dan usus dalam mencerna makanan menjadi ringan.

3)      Mencegah timbulnya makanan yang tersedak.

b.      Mengucapkan kata-kata dengan jelas.

c.       Membentuk wajah menjadi harmonis.

d.      Untuk kecantikan dan penampilan yang lebih baik.

2.      Macam-macam bentuk dan fungsi gigi

Gigi terdiri dari macam-macam bentuk :

a.       Gigi Seri

Makanan yang besar tidak langsung dikunyah tetapi dipotong dulu hingga dapat masuk ke rongga mulut. Makanan ini dipotong oleh gigi seri. Gigi seri bentuknya seperti pahat.

b.      Gigi Taring

Beberapa makanan harus dicabik-cabik dulu sesudah dipotong, baru setelah itu dikunyah. Fungsi dari gigi taring untuk mencabik/ merobek makanan. Gigi Taring bentuknya lancip seperti paku.

c.       Gigi Geraham

Sebelum ditelan makanan harus digiling / dihaluskan. Fungsi dari gigi geraham adalah untuk menggiling / menghaluskan makanan. Gigi geraham mempunyai permukaan yang berlekuk dan berbenjol-benjol.

3.      Bagian-bagian gigi :

a.       Email

Adalah bagian terluar dari gigi. Gunanya melindungi bagian dalam gigi dari rangsangan panas dan dingin. Email merupakan jaringan terkeras dari seluruh tubuh kita.

b.      Dentin

Adalah bagian dalam sesudah email yang berwarna lebih kuning dari email. Disini terdapat ujung-ujung syaraf yang berasal dari pulpa.

c.       Pulpa

Adalah tempat syaraf-syaraf, pembuluh darah dan pembuluh getah bening dari gigi yang memberi kehidupan pada gigi.

d.      Tulang rahang

Adalah tempat tertanamnya akar gigi, disebut tulang alveolar.

e.       Cementum

Adalah bagian yang melapisi seluruh permukaan akar gigi

f.       Jaringan periodontal ( serat selubung akar gigi )

Adalah serabut-serabut yang menyelubungi akar gigi yang melekat pada cementum dan alveolar. Gunanya untuk menahan tekanan agar tidak langsung mengenai tulang.

MODUL 3

Penyakit gigi dan mulut

 

1.      Karies gigi

a.       Pengertian Karies

Karies adalah kerusakan jaringan gigi hingga membentuk lubang.

Kerusakan ini ditandai/diawali dengan tumbuhnya bercak putih pada permukaan gigi, yang lama kelamaan membentuk lubang.

b.      Proses Terjadinya Karies Gigi

Bakteri/kuman-kuman yang ada didalam plak bersama sisa makanan akan bereaksi menghasilkan asam dan racun, asam yang dihasilkan kuman akan menyebabkan kerusakan jaringan gigi sedangkan racunnya akan menyebabkan radang gusi.

Skemanya adalah sebagai berikut :

Bakteri/kuman + sisa makanan => asam + racun (terdapat pada plak), asam + permukaan gigi => karies gigi

c.       Perjalanan Karies

1)      Karies Superfi sial/karies permukaan.

Karies ini baru menyerang bagian email sampai perbatasan email dan dentin. Karies ini kadang-kadang tidak terlihat, tapi bila diraba dengan alat sonde sudah ada yang menyangkut. Keluhan pasien bervariasi dari tidak merasakan keluhan apa-apa hingga terasa linu bila ada rangsangan terutama rangsangan dingin. Pengobatan di dokter gigi lebih mudah dan murah biasanya hanya 1 x kunjungan pasien sudah ditambal karena lubangnya masih kecil.

2)      Karies Media/Karies Menengah

Karies ini sudah meliputi dentin kalau tidak tertutup makanan, kita dapat melihat lubangnya. Bila tertutup makanan dapat dibersihkan dulu dengan sonde, baru terlihat lubangnya. Pasien biasanya mengeluh bila kemasukkan makanan sakit/linu apalagi dengan rangsangan dingin/manis, akan terasa lebih linu lagi. Pengobatannya masih mudah biasanya 2 x Kunjungan baru ditambal.

3)      Karies Profunda/Karies Dalam.

Karies ini sudah mencapai dentin yang dalam sampai perbatasan dengan pulpa atau sampai ke pulpa. Lubang gigi akan terlihat tanpa alat. Bila pulpanya masih hidup, pasien akan mengeluh sakit senut-senut sampai tidak bisa tidur. Bila pulpanya sudah mati pasien tidak mengeluh sakit tapi bila dipakai mengunyah akan terasa sakit karena biasanya jaringan di sekitar akar gigi sudah terinfeksi. Bila tetap didiamkan lama kelamaan gusi menjadi bengkak dan bernanah. Pengobatan pada gigi dengan profunda ini lebih sulit dan kunjungannya harus beberapa kali. Bila sudah bengkak dan bernanah sudah tidak dapat ditolong lagi sehingga harus dicabut.

d.      Tempat-Tempat Yang Rawan Karies

Karies biasa terjadi ditempat-tempat yang sering menyangkut sisa-sisa makanan. Tempat tersebut antara lain :

1)      Dicelah-celah antara gigi

2)      Pada lekuk-lekuk permukaan kunyah gigi geraham

3)      Pada perbatasan gigi dan gusi

e.       Pengertian Plak

Plak adalah lapisan tipis pada permukaan gigi yang tidak berwarna dan melekat pada permukaan gigi. Plak ini terdiri dari sisa-sisa makanan yang halus, zat perekat dan kuman-kuman.

2.      Radang Gusi

a.       Pengertian Radang Gusi

Radang gusi atau gingivitis adalah penyakit pada gusi yang menyebabkan gusi sekitar leher gigi membengkak, berwarna lebih merah dari biasanya serta mudah berdarah.

b.      Terjadinya Radang Gusi

asam + gigi-»keropos gigi kuman dalam plak + sisa racun + gusi->radang gusi.Radang gusi ini akan lebih parah bila terdapat karang gigi.

Kelainan-kelainan lainnya yang terdapat pada gusi adalah luka tertembus akar gigi susu (pada anak-anak), pembengkakkan (benjolan berisi nanah) karena infeksi dari gigi keropos.

c.       Karang Gigi

Plak lama-lama akan mengeras karena mengalami mineralisasi menjadi karang gigi. Karang gigi inilah yang akan menyebabkan peradangan gusi menjadi lebih parah. Perawatannya : membersihkan karang gigi ke Balai Pengobatan Gigi dan dokter gigi.

MODUL 4

Kelompok rawan terhadap gigi dan mulut

 

Pada umumnya karies gigi dan kelainan mulut lainnya terjadi pada setiap orang yang mengabaikan kesehatan gigi dan mulut. Tetapi pada kelompok orang-orang tertentu karies dan kelainan-kelainan mulut sangat mudah menyerang. Kelompok masyarakat ini adalah :

1.      Ibu hamil

Pada ibu hamil sering dijumpai keadaan :

a.       Peradangan/pembengkakan gusi.

Pada ibu hamil sering terjadi gangguan hormonal. Bila si ibu kurang memelihara kebersihan giginya, maka peradangan gusi ini akan makin parah, gusi mudah berdarah dan timbul gangguan fungsi mengunyah. Umumnya terjadi pada trimester kedua kehamilan. Bakteri penyebab radang gusi dapat masuk ke pembuluh darah melalui gusi, kemudian bakteri dapat mencapai rahim merangsang produksi “prostaglandin”, zat kimia yang dapat menyebabkan kontraksi rahim sehingga janin lahir prematur. Selain itu, pada ibu hamil Trimester pertama dan ketiga diharapkan tidak melakukan pencabutan gigi, karena pada trimester tersebut terjadi pembesaran pembuluh darah akibat perubahan hormonal sehingga dikhawatirkan terjadi perdarahan akibat pencabutan gigi

b.      Kerusakan gigi/gigi berlubang

Kehamilan tidak langsung meyebabkan gigi berlubang. Gigi berlubang terbentuk karena asam yang dihasilkan oleh fermentasi sisa makanan oleh bakteri. Karena keengganan menyikat gigi, kesenangan makan makanan yang asam atau asam lambung yang tersisa pada mulut akibat muntah, Semua keadaan ini akan mempercepat proses kerusakan gigi.

Pemeliharaan kesehatan gigi mulut pada ibu hamil untuk pencegahan terhadap kerusakan gigi, antara lain:

                        Mengikuti cara-cara pencegahan dengan seksama.

1)      Berkumur-kumurlah sehabis muntah untuk menghilangkan rasa asam di  dalam mulut.

2)      Hindari/kurangi makan makanan penghilang rasa mual yang merusak gigi seperti, menghisap permen, makan yang asam-asam, dan lain - lain.

3)      Makan makanan yang bergizi tinggi, cukup protein mineral dan vitamin yang diperlukan untuk membentuk benih gigi yang kuat dan pertumbuhan bayi yang sehat.

4)      Segera ke Balai Pengobatan Gigi bila ditemukan kelainan/penyakit gigi.

c.       Tumor Kehamilan

Kehamilan dapat menimbulkan suatu pembentukan pertumbuhan pada gusi yang seperti tumor atau daging lebih. Ciri-cirinya antara lain warna gusi kemerahan sampai keunguan, pembesaran terjadi samapi menutupi gigi, mudah berdarah jika terkena benda keras, tidak sakit. Tumor ini akan hilang sesudah melahirkan.

2.      Balita

Karies atau keropos sering terlihat pada anak balita ini disebabkan karena:

a.       Minum susu botol/ASI sambil tidur sepanjang malam.

b.      Minum susu yang manis terutama sebelum tidur tanpa dibersihkan.

c.       Kebiasaan anak yang suka makan makanan yang manismanis seperti cokelat, permen, ice cream, juga kebiasaan jajan lainnya.

d.      Kurangnya perhatian orang tua akan kesehatan gigi anaknya.

Pencegahan karies pada anak balita ini yaitu dengan mengikuti cara-cara pencegahan dengan seksama terutama sekali :

a.       Dalam menyikat gigi sikatlah paling sedikit 2 x sehari. Pada bayi sikatlah dengan sikat gigi kecil dan berbulu lembut atau dengan handuk bersih atau kapas.

b.      Kumur-kumurlah setelah minum susu, bila belum bisa kumur-kumur berilah minum air putih matang.

c.       Hindari jajan makanan yang merusak gigi.

d.      Orang tua hendaknya selalu menjaga kebersihan gigi dan mulut anaknya, karena kesehatan gigi balita sepenuhnya masih dalam tanggung jawab dan pengawasan penuh orang tuanya.

Selain itu sering dijumpai juga kelainan yang disebabkan kebiasaan buruk yaitu :

a.       Menghisap ibu jari.

Hal ini akan membuat gigi depan maju ke depan (tonggos) dan gigitan terbuka (openbite).

b.      Mengigit bibir bawah

Gigi akan maju kedepan selain dapat merusak saluran ludah dan terjadi pembengkakan bibir dan terlokalisir berisi air ludah.

c.       Menghisap botol susu

Keadaan ini cepat membuat kerusakan gigi.

d.      Gigi gemerutuk sewaktu tidur

Hal ini akan menyebabkan gigi menjadi aus, emailnya terbuka, dan gigi menjadi linu.

e.       Bernafas melalui mulut

Mulut menjadi kering, jaringan lunak akan menjadi mudah terinfeksi.

MODUL 5

Cara memelihara kebersihan gigi dan mulut

 

Cara menyikat gigi yang benar

1.      Bagian luar gigi depan atas

2.      Bagian dalam gigi depan atas

3.      Bagian luar gigi belakang

4.      Bagian dalam gigi belakang

5.      Permukaan kunyah gigi

Adalah suatu hal yang penting untuk membiasakan anak menggosok gigi sejak usia dini. Orang tua dapat mulai menggosok gigi anaknya begitu gigi anak sudah mulai tumbuh. Gigi seri yang tumbuh pertama kali dapat digosok dengan mudah. Pada awalnya dalam menggosok gigi sebaiknya tanpa pasta / odol karena khawatir akan tertelan.

Cara yang baik dalam menggosok gigi anak adalah dengan memangku anak tersebut menghadap ibunya dengan posisi kepala terletak pada lutut sehingga keadaan anak dapat terlihat. Dengan demikian, anak terbiasa menggosok gigi.

Pada saat anak sudah dapat berjalan, orang tua dapat menyikat gigi anak dengan posisi berdiri di belakangnya sambil satu tangan menyangga kepala dan tangan yang lain menggosok giginya. Gerakan menggosok gigi secara horisontal dan pendek-pendek merupakan metode yang mudah dan baik.

Pada umumnya anak dapat menggosok gigi tanpa pengawasan orang tuanya mulai umur 9 tahun, akan tetapi sampai umur 14 tahun sebaiknya orang tua harus memeriksa kegiatan anak waktu gosok gigi dan mengetahui perkembangan cara menggosok gigi anaknya.

Cara menyikat gigi yang benar :

1.      Menyiapkan sikat gigi dan pasta yang mengandung Fluor ( salah satu zat yang dapat menambah kekuatan pada gigi ). Banyaknya pasta kurang lebih sebesar sebutir kacang tanah (1/2 cm )

2.      Berkumur-kumur dengan air bersih sebelum menyikat gigi

3.      Seluruh permukaan gigi disikat dengan gerakan maju mundur pendek-pendek atau memutar selama ± 2 menit ( sedikitnya 8 kali gerakan setiap 3 permukaan gigi )

4.      Berikan perhatian khusus pada daerah pertemuan antara gigi dan gusi.

5.      Lakukan hal yang sama pada semua gigi atas bagian dalam. Ulangi gerakan yang sama untuk permukaan bagian luar dan dalam semua gigi atas dan bawah.

6.      Untuk permukaan bagian dalam gigi rahang bawah depan, miringkan sikat gigi seperti dalam gambar no.5. Kemudian bersihkan gigi dengan gerakan sikat yang benar.

7.      Bersihkan permukaan kunyah dari gigi atas dan bawah dengan gerakan-gerakan pendek dan lembut maju mundur berulangulang.

8.      Sikatlah lidah dan langit-langit dengan gerakan maju mundur dan berulang-ulang. Janganlah menyikat terlalu keras terutama pada pertemuan gigi dengan gusi, karena akan menyebabkan email gigi rusak dan gigi terasa ngilu.

9.      Setelah menyikat gigi, berkumurlah 1 kali saja agar sisa fluor masih ada di gigi.

10.  Sikat gigi dibersihkan dengan air dan disimpan tegak dengan kepala sikat di atas.

11.  Waktu menyikat gigi sebaiknya setiap habis makan kita menyikat gigi, tapi hal ini tentu saja agak merepotkan. Hal yang terpenting dalam memilih waktu menyikat gigi adalah pagi hari sesudah makan dan malam hari sebelum  tidur.

Pemilihan sikat gigi dan alat bantu sikat gigi

1.      Kekerasan bulu sikat harus sedang

2.      Menggunakan alat-alat bantu pembersih gigi

Selain sikat gigi kita dapat menggunakan alat-alat bantu untuk membersihkan gigi seperti :

1.      Tusuk gigi

Tusuk gigi digunakan bila ada makanan yang menyangkut disela-sela gigi. Pergunakan bagian yang lancip/tajam dari tusuk gigi kearah atas untuk gigi rahang bawah, dan kearah bawah untuk gigi rahang atas, kemudian doronglah sisa makanan tersebut keluar. Jangan mengarahkan tusuk gigi kearah gusi karena dapat melukai gusi.

2.      Benang gigi

Benang gigi kegunaannya sama dengan tusuk gigi kelebihannya benang gigi dapat menghilangkan sisa-sisa makanan di sela-sela gigi. Benang gigi dapat dibeli di apotik atau toko-toko swalayan.

 

MODUL 6

Upaya menjaga kesehatan gigi dan mulut

 

Kita dapat terhindar dari penyakit gigi dan mulut seperti karies gigi dan radang gusi bila mengikuti cara-cara pencegahan ini dengan seksama.

1.      Menyikat Gigi Yang Baik Dan Benar.

2.      Menggunakan Alat-Alat Bantu Pembersih Gigi

3.      Menghindari Makanan yang merusak gigi. Hindari atau kurangilah makanan-makanan yang dapat merusak gigi antara lain:

a.       Makanan yang manis-manis, seperti permen, cokelat, gulali, cake atau taart.

b.      Makanan yang terlalu asam, misalnya yang mengandung cuka.

c.       Makanan yang terlalu dingin atau panas.

Selain itu, janganlah membiasakan diri makan camilan atau jajan di antara waktu makan.

4.      Makan makanan yang baik untuk kesehatan gigi.

Pembentukan benih gigi dimulai sejak bayi berada dalam kandungan oleh karena itu untuk pertumbuhan dan perkembangan rahang dan gigi yang baik perlu diperhatikan makanan yang diberikan pada ibu hamil, menyusui, bayi serta anak-anak usia pertumbuhan. Makanan yang diberikan harus mengandung gizi yang cukup yaitu makanan yang mengandung unsur 4 sehat 5 sempurna, antara lain terdiri dari :

a.       Karbohidrat (Zat tenaga); misalnya nasi, jagung, umbiumbian dan lain - lain.

b.      Protein ( Zat Pembangun ); misalnya daging, telur, tahu, tempe dan lain - lain.

c.       Mineral

d.      Vitamin yang keduanya ( no. 3,4 ) ada pada sayur-sayuran dan buah-buah.

e.       Segelas susu ( bila ada ).

Karena bila terjadi kekurangan gizi pada masa-masa tersebut maka penumbuhan serta perkembangan gigi dan rahang akan terganggu, selanjutnya untuk kesehatan gigi itu sendiri perbanyaklah makan-makanan yang berserat di mana makanan yang berserat itu terdapat pada segala jenis sayur-sayuran dan buah-buahan.

5.      Periksa gigi secara teratur

Bila menemui kelainan-kelainan pada gigi dan mulut segeralah berobat ke Balai Pengobatan Gigi atau dokter gigi. Bila gigi yang rusak atau sakit sudah dirawat semua. Periksakanlah gigi secara teratur, untuk anak-anak 3 bulan sekali, untuk dewasa 6 bulan sekali.

MODUL 7

Rujukan, pencatatan dan pelaporan

 

1.      Rujukan

Apabila ditemukan kelainan pada gigi dan mulut, pada saat diadakan  pemeriksaan sederhana di posyandu, kader dapat mengirim/merujuk pasien ke BPG terdekat agar dapat dilakukan pengobatan pada gigi dan mulutnya. Surat Rujukan diberikan kepada pasien pada saat pemeriksaan harus dibawa/ diperlihatkan kepada petugas balai pengobatan gigi.

2.      Pencatatan dan Pelaporan

Kegiatan-kegiatan yang perlu dicatat oleh kader :

a.       Penyuluhan

b.      Pemeriksaan dan Pengobatan sederhana

c.       Rujukan

3.      Pencatatan dan pelaporan yang diperlukan :

a.       Catatan kegiatan di buku kader (blanko terlampir)

b.      Laporan bulanan kegiatan kader ke BPG ( blanko terlampir)


C. Satuan Acara Penyuluhan

SATUAN ACARA PENYULUHAN

KESEHATAN GIGI DAN MULUT

CARA MENGGOSOK GIGI YANG BAIK DAN BENAR

 

A.    Judul Penyuluhan                    : Menggosok gigi yang baik dan benar

B.     Pokok Bahasan                       : Kesehatan gigi dan mulut

C.     Sub Pokok Bahasan    : 

1.      Pengertian menggosok gigi

2.      Manfaat menggosok gigi

3.      Cara menggosok gigi yang baik dan benar

4.      Waktu yang baik untuk menggosok gigi

5.      Akibat dari yang ditimbulkan jika tidak menggosok gigi

D.    Sasaran Penyuluhan    : 10 responden RT 02 RW 01 Desa Pajomblangan

E.     Waktu Penyuluhan                  :

            Hari/ tanggal               : Jumat, 30 Oktober 2020

            Pukul                           : 14:00 – 14:15WIB

            Durasi                          : 15 Menit

F.      Tempat                        : Rumah pelaksana

G.    Penyuluh                     : Nusrotul Maula

H.    Tujuan                         :

1.      Tujuan Intruksional Umum           :

Setelah mendengarkan penyuluhan, sasaran mengerti tentang pentingnya menggosok gigi.

2.      Tujuan Instruksional Khusus        :

a.       Setelah mendapatkan penyuluhan, sasaran dapat menegetahui pengertian menggososk gigi dengan tepat dan benar

b.      Setelah mendapatkan penyuluhan, sasaran dapat menegetahui minimal 3 manfaat menggosok gigi

c.       Setelah mendapatkan penyuluhan, sasaran dapat menegetahui cara menggosok gigi yang baik dan benar

d.      Setelah mendapatkan penyuluhan, sasaran dapat menegetahui waktu menggosok gigi yang tepat

e.       Setelah mendapatkan penyuluhan, sasaran dapat menegetahui akibat yang ditimbulkan dari tidak menggosok gigi

I.       Proses Belajar Mengajar

No.

Waktu

Kegiatan Penyuluh

Kegiatan Sasaran

1.

2 menit

Pembukaan :

Ø  Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam

Ø  Memperkenalkan diri

Ø  Menjawab salam

Ø  Mendengarkan

2.

8 menit

Pelaksanaan :

Menanyakan Pengetahuan gigi terhadap perawatan gigi

Ø  Menjelaskan materi: Cara menggosok gigi dengan baik dan benar

Ø  Memperhatikan

Ø  Memperhatikan

3.

3 menit

Evaluasi :

Menanyakan kembali pada sasaran tentang materi yang telah diberikan

Ø  Menjawab pertanyaan

4.

2 menit

Terminasi :

Mengucapkan salam penutup dan terimakasih

Ø  Mendengarkan  dan menjawab salam

J.       Metode Penyuluhan

a.       Ceramah

b.      Tanya jawab

c.       Demonstrasi

K.    Media 

a.       Phantom dan sikat gigi

L.     Evaluasi

a.       Apa pengertian menggosok gigi

b.      Apa manfaat menggosok gigi

c.       Bagaimana cara menggosok gigi yang baik dan benar

d.      Kapan waktu yang baik untuk menggosok gigi

e.       Apa akibat dari yang ditimbulkan jika tidak menggosok gigi

LAMPIRAN

A.    Pengertian menggosok gigi

Menggosok gigi adalah membersihkan gigi dengan sikat gigi dan sikat gigi

B.     Manfaat menggosok gigi

1.      Gigi menjadi beersih dan sehat

2.      Mencegah timbulnya karang gigi, lubang gigi dan penyakit lainnya

3.      Memberikan perasaan segar dalam mulut

4.      Mencegah bau nafas tidak sedap

C.     Cara menggosok gigi yang baik dan benar

1.      Cuci tangan

2.      Ambil dan dekatkan pasta dan sakit gigi

3.      Keluarkan isi pasta gigi penuh dan merata pada permukaan sikat gigi

4.      Tutup kembali pasta gigi dan kembalikan ke tempatnya

5.      Mulailah berkumur dengan air

6.      Sikat gigi dan gusi bagian depan perlahan pada rahang atas dan rahang bawah dengan dengan gerakan keatas kebawah

7.      Gerakkan sikat dengan lembut dan maju mundur untuk gigi bagian kanan dan kiri dekat pipi

8.      Gunakkan gerakan yang sama untuk menggosok bagian permukaan gigi yang digunakan untuk mengunyah permukaan gigi rahang atas dan bawah

9.      Untuk membersihkan gigi depan bagian dalam, gosok gigi dengan posisi bulu sikat tegak dan gerakkan mencongkel congkel

10.  Dan untuk permukaan gigi bagian dalam dekat lidah dengan gerakan mencongkel congkel untuk rahangatas dan rahang bawah

11.  Berkumur-kumur sampai mulut terasa bersih

12.  Lap/keringkan mulut dengan handuk

13.  Rapikan alat-alat

D.    Waktu menggosok gigi yang tepat

1.      Pada pagi hari, 30 menit sesudah sarapan

2.      Dan malam hari, sebelum tidur

E.     Akibat yang dimunculkan dari tindakan menggosok gigi

1.      Gigi berlubang

2.      Gusi berdarah

3.      Karang gigi

4.      Bau mulut

 

SATUAN ACARA PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

KARANG GIGI

 

Pokok bahasan            : Faktor pemicu terjadinya penyakit gigi dan mulut

Sub pokok bahasan     : Karang gigi

Hari / tanggal              : Jumat, 30 Oktober 2020

Waktu                         :14.30 – 14.45 WIB

Penyuluh                     : Nur Sobah

Durasi                          :15 mnt

Tempat                        : Rumah pelaksana

Sasaran                        :10 responden RT 02 RW 01 Desa Pajomblangan

 

A.    Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah dilakukannya Pendidikan kesehatan gigi dan mulut selama 15 menit diharapkan mampu memahami apa itu karang gigi dan penyebabnya.

B.     Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Setelah dilakukanya penyuluhan, diharapkan sasaran tersebut dapat :

1.      Menjelaskan pengertian karang gigi

2.      Menjelaskan penyebab karang gigi

3.      Menjelaskan gejala karang gigi

4.      Menjelaskan cara pencegahan karang gigi

5.      Menjelaskan cara pencegahan karang gigi

6.      Menyebabkan akibat adanya karang gigi

C.     Pokok Materi

1.      Pengertian karang gigi

2.      Penyebab karang gigi

3.      Gejala karang gigi

4.      Cara mencegah karang gigi

5.      Cara membersihkan karang gigi

6.      Akibat dari karang gigi

D.    PBM

Terlampir

E.     Metode

1.      Ceramah

2.      Tanya jawab

 

Lampiran

 

NO

WAKTU

KEGIATAN PENYULUH

KEGIATAN SASARAN

1.

 

 

 

2.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

3. 

 

 

 



 

 

4.

 

1  menit

 

 

 

 

 

 10 menit

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 3 menit

 

 

 

 

 

 

 

 

 



 

 

1 menit.

 

a.       Mengucapkan salam

b.      Memperkenalkan diri

c.       Menyampaikan maksud dan tujuan

 

 

 

Menjelaskan materi tentang:

a.       Pengertian karang gigi :

Karang gigi adalah kotoran di dalam mulut yang menempel pada gigi dalam jangka waktu lama sehingga lama kelamaan akan mengeras sehingga sulit untuk dibersihkan menggunakan sikat gigi.

b.      Penyebab karang  gigi :

Karang gigi disebabkan karena adanya plak pada gigi yang tidak mendapatkan penanganan. Plak gigi itu sendiri merupakan sebuah lapisan licin dan tipis pada gigi yang terbentuk akibat adanya sisa-sisa makanan yang tertinggal di gigi. Ketika plak pada gigi tidak ditangani untuk kurun waktu tertentu, plak tersebut akan mengeras, membentuk karang yang sulit untuk dihilangkan hanya dengan menyikat gigi.

Makanan atau minuman yang dapat memicu plak penyebab karang gigi adalah makanan yang mengandung gula, seperti permen, kue, atau minuman bersoda.

c.       Gejala karang gigi :

-          Gusi bengkak.

-          Gusi berwarna gelap.

-          Gusi terasa nyeri saat disentuh.

-          Gusi mudah berdarah 

d.      Cara pencegahan :

-          Menyikat gigi setidaknya 2 kali sehari.

-          Membersihkan gigi dengan benang gigi setidaknya sekali sehari.

-          Gunakan pembersih mulut antibakteri.

-          Lakukan pemeriksaan dan perawatan gigi di dokter gigi tiap 6 bulan sekali.

-          Makan makanan dengan gizi yang seimbang.

-          Hindari merokok.

e.       Cara membersihkan karang gigi:

-          Membersihkan karang gigi dengan cara scalling yang dapat dilakukan di klinik gigi. Karang gigi tidak dapat jika hanya dilakukan dengan menyikat gigi saja.

f.       Akibat karang gigi :

-          Bau mulut tak sedap

-          Gigi goyang ( kalua karang giginya parah)

-          Ketika menyikat gigi sering berdarah.

           Evaluasi :

 Memberikan tanya jawab kepada peserta :

1.      Apa pengertian karang gigi?

2.      Apa penyebab karang gigi?

3.      Apa gejala dari karang gigi?

4.      Bagaimana Cara mencegah karang gigi?

5.      Bagaimana cara membersihkan karang gigi?

6.      Apa akibat dari karang gigi?


1.      Membersihkan kesimpulan

2.      Memberikan salam penutup dan terimakasih

a.       Menjawab salam

b.      Sasaran menerima perkenalan

c.       Sasaran menerima maksud dan tujuan

 

A.    Sasaran memperhatikan isi permateri dengan baik dan kooperatif sampai selesai.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 Sasaran mendengarkan dari kesimpulan kegiatan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

        

-          Sasaran menjawab salam

 

F.      Media dan alat

Poster

 

G.    Referensi

Aghanashini, S. et al. (2016). A Comprehensive Review on Dental Calculus. Journal of Health Sciences and Research (italic). 7(2), pp. 42-50.

Akcalı A, Lang NP. (2018). Dental calculus: the calcified biofilm and its role in disease development. Periodontology 2000 (italic). 76(1). pp. 109-115

Greany, TJ. Tooth IQ (2018). Mouth Symptoms.

Greany, TJ. Tooth IQ (2018). Scaling and Root Planing.

Roth, E. (2016). Shedding Light on Transillumination.

NIH (2018). MedlinePlus. Plaque and Tartar on Teeth.

Mayo Clinic (2018). Diseases & Conditions. Periodontitis.

Widiastuti, Y. RSA Universitas Gajah Mada (2015). Mengenal Karang Gigi.

Friedman, M. WebMD (2018). What is Tartar?

Friedman, M. WebMD (2017). Plaque and Your Teeth.

Roth, E. (2016). Shedding Light on Transillumination.

Spritzler, F. Healthline (2016). 14 Foods to Avoid on Low-Carb Diet.

 

Satuan Acara Penyuluhan

Gigi berlubang

 

Pokok Pembahasan                 : Karies Gigi

Sub Pokok Pembahasan          : Karies Gigi

Tempat                                    : Rumah pelaksana

Sasaran                                    : 10 responden RT 2 RW 1 Desa Pajomblangan

Hari / Tanggal             : Jumat, 30 Oktober 2020

Pukul                                       : 14:15 – 14:30 WIB

Penyuluh                                 : Nurul Arofah


A.    TUJUAN

1.      TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM:

           Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit, peserta penyuluhan mampu melakukan pencegahan karies gigi

2.      TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS:

Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan dapat :

a.       Menjelaskan pengertian karies gigi dengan benar.

b.      Menyebutkan pencegahan karies gigi dengan benar.

B.     Materi

1.      Pengertian karies gigi.

2.      Pencegahan karies gigi.

C.     Kegiatan penyuluhan

No

Aktifitas Fasilitator

Aktifitas peserta

Waktu

1

Memberikan salam dan memperkenalkan diri.Menjelaskan maksud pertemuan dan menjelaskan tujuan dari pembelajaran

Membalas salam Mendengarkan

1 menit

2

Menanyakan apakah ada yang sudah pernah atau mengetahui tentang karies gigi, dan pencegahan karies gigi

Menjawab dan menyapaikan pendapatnya

1 menit

3

Menjelaskan pengertian karies gigi dan pencegahan karies gigi

Mendengarkan

Bertanya

9 menit

5

Observer meberikan pertanyaan kepada sasaran tentang materi karies gigi

Menjawab dan menyampaikan pendapatnya

3 menit

6

Salam penutup

Menjawab salam

1 menit

 

D.    Metode

1.      Ceramah

2.      Tanya jawab.

E.     Media

1.      Poster

F.      Evaluasi

1.      Evaluasi Persiapan (Struktural)

a.       Peserta penyuluhan hadir ke tempat penyuluhan

b.      Tempat penyelenggaraan penyuluhan telah disiapkan

c.       Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya.

d.      Persiapan media: Poster

e.       Persiapan materi: materi disiapkan dalam bentuk makalah, ditulis, dan dibuatkan poster dengan ringkas, menarik, lengkap mudah dimengerti oleh sasaran penyuluhan.

2.      Evaluasi Proses

a.       Sasaran datang dalam penyuluhan

b.      Sasaran memperhatikan penjelasan penyuluh

c.       Media dapat digunakan secara efektif

d.      Pendidikan kesehatan dapat dilaksanakan sesuai waktu yang ditentukan

e.       Sasaran  dapat mengikuti penyuluhan sampai selesai

3.      Evaluasi Hasil

a.       Sasaran  dapat menjelaskan tentang karies gigi

b.      Sasaran dapat menjelaskan tentang pencegahan karies gigi

G.    Alat evaluasi

1.      Apa itu karies gigi?

2.      Sebutkan pencegahan karies gigi?

H.    KUNCI JAWABAN

1.      Karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi. Penyakit ini menyebabkan gigi berlubang. Jika tidak ditangani, penyakit ini dapat menyebabkan nyeri, penanggalan gigi, infeksi, berbagai kasus berbahaya dan bahkan kematian (Muttaqin, 2010).

2.      Perawatan mulut

Perawatan mulut dilakukan dengan mempraktekkan instruksi berikut:

a.       Sikatlah gigi sekurang – kurangnya dua kali sehari pada waktu – waktu yang tepat yaitu waktu sesudah makan, sebelum tidur, ditambah dengan sesudah bangun tidur.

b.      Pilihlah sikat gigi yang berbulu halus, permukaan datar dan kepala sikat kecil.

c.       Gunakan dental gloss (benang gigi) sedikinya satu kali sehari.

d.      Gunakan pencuci mulut anti plak yang mengandung antibiotik (vancomycin), enzim (destronase) dan antiseptik (chlor hexidine  0,1 %).

e.       Untuk anak yang masih kecil dan belum dapat menggunakan sikat gigi dengan benar, dapat digunakan kain pembersih yang tidak terlalu tipis untuk membersihkan bagian depan dan belakang gigi, gusi serta lidah. Cara mempergunakan yaitu dengan melilitkan pada jari kemudian digosokkan pada gigi.

f.       Kunjungi dokter gigi sedikitnya 6 bulan sekali atau bila mengalami pengelupasan gigi, luka oral yang menetap lebih dari dua minggu atau sikat gigi.

Karies dapat dicegah dengan menurunkan jumlah gula dalam makanan yang dikonsumsi. Hindari kebiasaan makan makanan yang merusak gigi (permen, coklat dan lain sebagainya) dan membiasakan mengkonsumsi makanan yang menyehatkan gigi (buah dan sayur). Selain itu flouridasi dilakukan dengan memungkinkan dokter gigi memberikan sel dental pada gigi, menambahkan floiuride pada suplai air minum dirumah, penggunaan pasta gigi yang mengandung floiuride atau menggunakan tablet, tetesan atau hisap natrium floiuride. Karies gigi dapat dihindari/dicegah apabila anak melakukan perawatan gigi dengan benar setelah mengkonsumsi makanan kariogenik.

 

MATERI

 

1.      Pengertian

Plak merupakan momok bagi mulut dan tidak terlihat oleh mata. Plak ini akan bergabung dengan air ludah yang mengandung kalsium, membentuk endapan garam mineral yang keras. Plak muncul sebagai substansi yang lembut dan lengket yang melekat pada gigi hampir seperti selai melekat di sendok. Pertumbuhan plak dipercepat dengan meningkatnya jumlah bakteri dalam mulut dan terakumulasinya bakteri dan sisa makanan. Jika tidak dibersihkan, maka plak akan membentuk mineral yang disebut dengan karang gigi yang meningkatkan resiko karies gigi (Muttaqin, 2010). Karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi. Penyakit ini menyebabkan gigi berlubang. Jika tidak ditangani, penyakit ini dapat menyebabkan nyeri, penanggalan gigi, infeksi, berbagai kasus berbahaya dan bahkan kematian (Muttaqin, 2010).

2.      Pencegahan Karies Gigi

Menurut Mansjoer (2009), penatalaksanaan pencegahan karies gigi dilakukan dengan:

a.       Perawatan mulut

Perawatan mulut dilakukan dengan mempraktekkan instruksi berikut:

1)      Sikatlah gigi sekurang – kurangnya dua kali sehari pada waktu – waktu yang tepat yaitu waktu sesudah makan, sebelum tidur, ditambah dengan sesudah bangun tidur.

2)      Pilihlah sikat gigi yang berbulu halus, permukaan datar dan kepala sikat kecil.

3)      Gunakan dental gloss (benang gigi) sedikinya satu kali sehari.

4)      Gunakan pencuci mulut anti plak yang mengandung antibiotik (vancomycin), enzim (destronase) dan antiseptik (chlor hexidine  0,1 %).

5)      Untuk anak yang masih kecil dan belum dapat menggunakan sikat gigi dengan benar, dapat digunakan kain pembersih yang tidak terlalu tipis untuk membersihkan bagian depan dan belakang gigi, gusi serta lidah. Cara mempergunakan yaitu dengan melilitkan pada jari kemudian digosokkan pada gigi.

6)      Kunjungi dokter gigi sedikitnya 6 bulan sekali atau bila mengalami pengelupasan gigi, luka oral yang menetap lebih dari dua minggu atau sikat gigi.

b.      Diet

Karies dapat dicegah dengan menurunkan jumlah gula dalam makanan yang dikonsumsi. Hindari kebiasaan makan makanan yang merusak gigi (permen, coklat dan lain sebagainya) dan membiasakan mengkonsumsi makanan yang menyehatkan gigi (buah dan sayur).

c.       Flouridasi

Flouridasi dilakukan dengan memungkinkan dokter gigi memberikan sel dental pada gigi, menambahkan floiuride pada suplai air minum dirumah, penggunaan pasta gigi yang mengandung floiuride atau menggunakan tablet, tetesan atau hisap natrium floiuride. Karies gigi dapat dihindari/dicegah apabila anak melakukan perawatan gigi dengan benar setelah mengkonsumsi makanan kariogenik.

 

I.    Kesimpulan

Karies  gigi  adalah  suatu  proses  kronis,  regresif  yang  dimulai  dengan larutnya mineral email, sebagai akibat terganggunya keseimbangan antara  email  dan  sekelilingnya  yang  disebabkan  oleh  pembentukan  asam  mikrobial  dari  substrat  (medium  makanan  bagi  bakteri)  yang  dilanjutkan dengan  timbulnya  destruksi  komponen-komponen  organik  yang  akhirnya terjadi kavitasi (pembentukan lubang) 

Proses  terjadinya  karies  gigi  dimulai  dengan  adanya  plak  di  permukaan  gigi,  sukrosa  (gula)  dari  sisa  makanan  dan  bakteri  berproses menempel  pada  waktu  tertentu  yang  berubah  menjadi  asam  laktat  yang   akan menurunkan pH mulut menjadi kritis (5,5) yang akan menyebabkan demineralisasi email berlanjut menjadi karies gigi

Upaya mencegah karies dentis, tentu sudah jelas, ialah menggosok gigi dengan pasta gigi berfluorida ( sebaiknya segera sesudah makan), di samping tidak makan makanan yang lengket atau bergula.

J.       SARAN

Penyakit karies gigi merupakan penyakit gigi yang mudah menyerang siapa saja, untuk itu memperhatikan kesehatan dan kebersihan gigi sangat penting.

AJARAN GINGIVITIS (SATPEL)

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

RADANG GUSI

 

A.    Bidang studi               : Pendidikan Kesehatan Gigi (PKG)

B.     Sub bidang studi         : Preventif  Dentistry

C.     Pokok bahasan            : Radang Gusi (Gingivitis)

D.    Sasaran                        : 10 responden RT 2 RW 1 Desa Pajomblangan

E.     Tempat                        : Rumah pelaksana

F.      Waktu                         : 14:45 – 15:00 WIB

G.    Penyuluh                     : Sri Khoirotun F

H.    Tujuan Instruksional  

1.      Tujuan umum (TIU) : Diharapkan setiap remaja dapat mengerti dan memahami tentang randang gusi ( Gingivitis)

2.      ·Tujuan kusus (TIK)   : Setelah proses penyuluhan diharapkan setiap remaja mampu:

a.       Memahami apa itu radang gusi

b.      Memahami penyebab radang gusi

c.       Memahami proses terjadinya radang gusi

d.      Memahami tentang akhibat yang di timbulkan oleh peradangan gusi

e.       Memahami tindakan perawatan terhadap kasus radang gusi

I.       Media              : Poster

J.       Metode          : Ceramah dan tanya jawab

K.    Materi                                      :

1.      Pengertian radang gusi (Gingivitis)

2.      Penyebab radang gusi

3.      Proses terjadinya radang gusi

4.      Akhibat yang di timbulkan dari radang gusi

5.      Tindakan perawatan yang tepat terhadap kasus peradangan pada gusi

A.    Kegiatan pelaksanaan :

No

Uraian Kegiatan

Kegiatan Penyuluhan

Kegiatan sasaran

Metode

Waktu

1

Pembukaan

-Mengucapkan salam

-Memperkenalkan diri

-Menyampaikan maksud dan tujuan

-Menjelaskan rangkaian kegiatan

-Menjelaskan tujuan penyuluhan

-Memperkenalkan dan menggali pengetahuan remaja tentang radang gusi (Gingivitis)

Menjawab salam dan mendengerkan

Ceramah

(Tanya jawab)

2 menit

2

Kegiatan penyuluhan

-Memberikan materi tentang pengertian radang gusi

-Menjelaskan faktor penyebab radang gusi

-Menjelaskan prosese terjadinya radang gusi

-Menerangkan akibat yang di timbulkan dari peradangan pada gusi

-Mengajarkan tindakan perawatan terhadap peradangan pada gusi (Gingivitis)

Mendengerkan.memperhatikan dan mencatat

Ceramah dan tanya jawab

10 menit

3

Penutup

-Memberikan kesempatan bertanya kepada audiences

-Memberikan pertanyaan kepada audiences

-Kesimpulan

-Saran

-Mengucapkan salam dan berterimakasih

Mendengerkan,menyampaikan pertanyaan dan menjawab pertanyaan

Ceramah

(tanya jawab)

3 menit

 

B.     Evaluasi                       :

Sasaran mampu           :

1.      Memahami tentang radang gusi (Gingivitis)

2.      Memahami penyebab radang gusi

3.      Memahami proses terjadinya radang gusi

4.      Memahami tentang akhibat yang di timbulkan oleh peradangan gusi

5.      Memahami tindakan perawatan terhadap kasus radang gusi.

 

MATERI TENTANG RADANG GUSI (GINGIVITIS)

 

A.    Pengertian Peradangan Pada Gusi (Gingivitis)

Radang gusi adalah penyakit infeksi karena pengaruh mikroorganisme patogen yang merusak jaringan mukosa mulut dan jaringan gingiva,yang memicu terjadinya pembengkakan pada tulang alviolar.

Gingivitis termasuk penyakit yang berbahaya terlebih bagi penderita diabetes militus.Karena susahnya memproduksi inslin dan susah terjadinya pemulihan luka,

B.     Penyebab Radang Gusi (Gngivitis)

Faktor penyebab terjadinya peradangan pada gusi bermacam-macam.Menurut penelitian gingivitis terjadi 98% karena faktor perilaku dan 2% faktor keturunan (Gen).

Dalam konteks faktor perilaku gingivitis bisa disebabkan oleh penyikatan gigi secara agresif,mengonsumsi zat kimia dibawah  langgaran aturan.Gingivitis juga bisa terjadi karena penderita sering menggigit benda keras,seperti membuka tutop botol dengan mulut,dll.

C.     Proses Terjadi Radang Gusi (Gingivitis)

Proses terjadinya peradangan pada gusi karena menghambatnya perjalanan darah ke jaringan pembuluh darah.Pada gingiva terdapat jutaan pembuluh darah yang mengantarkan nutrisi tubuh, yang mampu mencegah terjadinya infeksi.Ketika nutrisi tak mampu beroprasi di jaringn pembuluh darah karena beberapa faktor diatas,sehingga pembuluh darah kering dan perkembangan mikroorganisme patogen akan meningkat sehingga terjadilah infeksi / radang gusi (gingivitis)

D.    Akhibat dari Peradangan Pada Gusi

Berbicara masalah akhibat berbagai kemungkinan bisa terjadi.Pada mereka yang mengendap diabetes produksi kuman jauh lebih hebat dibandingkan mereka yang normal,karena tidak ada gula netral dalam tubuh ang mampu mencegah pertumbuhan bakteri sehingga jika mereka mengadopsi gingivitis kemungkinan bersar mereka juga akan mengalami infeksi kerongkongan jika gula tidak stabil.

Untuk mereka yang normal kemungkinan yang terjadi akhibat gingivitis adalah lepasnya gigi dari jaringan penyangga,rusaknya yaringan penyagga gigi (tulang alviolar),kemiringan bentuk rahang juga bisa terjadi  akhibat gingivitis.

E.     Tindakan Perawatan Radang Gusi

“Mencegah lebih baik dari pada mengobati”,itu merupakan ungkapan yang baik untuk menjaga kesehatan.pencegahan yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya gingivitis dengan tidak melanggar penyebab terjadinya gingivitis di atas.Diantaranya tidak menyikat gigi dengan agresif,tidak menggigit benda keras dan tidak mengonsumsi bahan kimia dibawah pengawasan yang salah.

Jika berbagai kemungkinan telah terjadi maka hal pertama yang harus di lakukan adalah berkonsultasi dengan dokter,biasanya dokter akan menganjurkan banyak mengonsumsi air hangat untuk pemulihan pumbuluh darah serta menjalin perawatan lainya.

 

Referensi

Aidiel,dkk.2003 Mari Menjaga Gigi.pernama malam.surabaya

http://www.kesehatan gigiku.com

A.Wahab.2006.Perawatan gigi.Pustaka Buku.

D.    Foto Kegiatan

 

Pengambilan data













Advokasi kepada ketua RT



Pelatihan Kader Kesehatan Gigi dan Mulut






Musyawarah Masyarakat Desa






Penyuluhan 

  


Sikat Gigi Bersama






Pemberian hadiah untuk Responden yang mau ke klinik gigi untuk melakukan penumpatan

Penutup




































 



o

1

Continue reading LAPORAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT di Wilayah Desa Pajomblangan RT 02 RW 01, Kec. Kedungwuni, Kab. Pekalongan